Apa itu DDoS Attack dan DoS

Apa itu DDos Attack dan Dos – Dalam era digital saat ini, hampir semua orang bergantung pada internet untuk melakukan berbagai hal seperti berkomunikasi, belanja online, hingga bekerja. Namun, dengan kemudahan akses ini juga datang risiko serangan siber, termasuk serangan DDoS.

Apa itu DDos?

Distributed Denial of Service (DDoS) adalah jenis serangan yang bertujuan untuk mengganggu layanan atau sumber daya dari sebuah sistem atau jaringan.

Dalam serangan DDoS, banyak sistem yang terinfeksi trojan digunakan untuk menargetkan satu sistem tertentu.

Hal ini dapat mengakibatkan serangan DoS, yang membuat sistem menjadi tidak dapat diakses atau berjalan dengan normal.

Serangan DDoS dapat dilakukan dengan menggunakan banyak server dan koneksi internet untuk membanjiri sumber daya yang ditargetkan.

Oleh karena itu, serangan ini dianggap sebagai salah satu senjata paling ampuh di platform dunia maya.

Banyak situs web terkena dampak dari serangan DDoS, dan ketika Anda menemukan situs web yang tidak dapat diakses atau lambat dalam memuat, itu bisa jadi karena serangan DDoS.

Contoh serangan DDoS yang terkenal adalah serangan yang dilakukan oleh Michael Calce, yang pada saat itu masih berusia 15 tahun dan menggunakan nama online “Mafiaboy”.

Dia meretas jaringan komputer dari berbagai universitas yang berbeda dan menggunakan server mereka untuk mengoperasikan serangan DDoS yang meruntuhkan beberapa situs web seperti eBay dan Yahoo.

Serangan DDoS yang lebih baru terjadi pada tahun 2016, ketika Dyn terkena serangan DDoS besar-besaran yang melumpuhkan layanan utama seperti Netflix, PayPal, Amazon, dan GitHub.

Akibat serangan tersebut, banyak pengguna tidak dapat mengakses situs web atau layanan tersebut, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari mereka.

Jenis DDos Attack dan Cara Mengatasinya

Dalam dunia maya, serangan DDoS adalah salah satu senjata paling kuat yang dimiliki peretas untuk menyerang dan merusak situs web dan jaringan.

Serangan DDoS ini mampu menyerang sistem yang kuat, dan akan membuat situs web atau server yang menjadi target menjadi tidak dapat diakses.

Ada beberapa jenis serangan DDoS yang perlu kita ketahui, antara lain:

Serangan Volumetrik

Serangan Volumetrik adalah jenis serangan DDoS yang paling umum terjadi. Serangan ini dilakukan dengan menggunakan botnet untuk membebani jaringan atau server dengan lalu lintas yang padat.

Hal ini dilakukan dengan cara melebihi kapasitas jaringan untuk memproses lalu lintas, sehingga menyebabkan kelebihan muatan pada target. Serangan ini membuat target mengalami hilangnya bandwidth jaringan dan dapat menyebabkan penolakan layanan sepenuhnya.

Serangan Protokol

Serangan Protokol adalah jenis serangan DDoS yang mengeksploitasi kerentanan dalam urutan koneksi TCP antara host dan server.

Dalam serangan ini, jabat tangan antara host dan server tidak pernah tercapai, sehingga membuat port yang terhubung menjadi sibuk dan tidak tersedia untuk memproses permintaan lebih lanjut.

Serangan ini berpotensi menyebabkan server mati total, sehingga mengakibatkan penolakan layanan sepenuhnya.

Serangan Aplikasi

Serangan Aplikasi adalah jenis serangan DDoS yang menargetkan aplikasi korban dengan cara yang lebih lambat.

Serangan ini awalnya muncul sebagai permintaan yang sah dari pengguna, namun kemudian membuat korban menjadi tidak dapat merespon.

Menargetkan lapisan tempat server menghasilkan halaman web dan merespons permintaan HTTP.

Lebih sulit untuk dideteksi oleh perusahaan, sehingga mengancam keamanan perusahaan.

Serangan Fragmentasi

Serangan Fragmentasi adalah jenis serangan DDoS yang mengeksploitasi kerapuhan dalam proses fragmentasi datagram.

Dalam serangan seperti ini, datagram IP dibagi menjadi paket-paket yang lebih kecil, ditransfer melalui jaringan, dan kemudian dipasang kembali. Dalam serangan ini, paket data palsu tidak dapat dipasang kembali dan membuat server menjadi tidak dapat diakses.

Cara Kerja DDos Attack

Serangan DDoS (Distributed Denial of Service) adalah serangan siber di mana pelaku serangan mencoba untuk membuat jaringan atau server menjadi tidak dapat diakses oleh pengguna yang sah dengan membanjiri jaringan atau server dengan lalu lintas yang padat.

Serangan ini dapat mengakibatkan downtime yang signifikan pada situs web atau layanan online, menyebabkan kerugian finansial dan reputasi yang serius bagi organisasi yang menjadi korban.

Cara kerja serangan DDoS sangat sederhana. Penyerang menggunakan botnet, yaitu jaringan komputer yang dikendalikan dari jarak jauh dan terdiri dari banyak perangkat, untuk mengirimkan lalu lintas yang sangat padat ke target.

Botnet dapat terdiri dari ribuan hingga jutaan perangkat yang telah dikompromikan oleh penyerang dengan menggunakan malware atau teknik penipuan lainnya.

Serangan DDoS dapat berfokus pada berbagai lapisan jaringan.

Pada lapisan 3, serangan dikenal sebagai Serangan Smurf, ICMP Floods, dan Fragmentasi IP/ICMP.

Pada lapisan 4, serangan termasuk SYN Floods, UDP Floods, dan TCP Connection Exhaustion.

Sementara pada lapisan 7, serangan terenkripsi HTTP menjadi serangan yang paling umum.

Untuk melindungi diri dari serangan DDoS, organisasi harus mengambil tindakan cepat dalam mengidentifikasi serangan.

Semakin cepat serangan terdeteksi, semakin cepat kerusakan dapat diatasi. Perusahaan harus menyediakan layanan DDoS atau teknologi tertentu agar lalu lintas yang padat dapat direalisasikan dan dikerjakan sesegera mungkin.

Selain itu, firewall dan router harus dikonfigurasi sedemikian rupa sehingga menolak lalu lintas palsu.

Anda juga harus terus memperbarui router serta firewall dengan tambalan keamanan terbaru. Penggunaan kecerdasan buatan juga dapat membantu mengembangkan sistem keamanan baru yang lebih canggih dan efektif dalam mengatasi serangan DDoS.

Terakhir, perangkat Internet of Things (IoT) harus diamankan agar tidak menjadi bagian dari botnet. Pastikan perangkat Anda memiliki perangkat lunak keamanan tepercaya dan selalu memperbarui dengan tambalan keamanan terbaru.

Dengan tindakan yang tepat dan sistem keamanan yang kuat, serangan DDoS dapat diatasi dan organisasi dapat terhindar dari kerugian finansial dan reputasi yang serius.

Perbedaan DDoS dan DoS

DoS (Denial of Service) dan DDoS (Distributed Denial of Service) adalah dua jenis serangan siber yang berbeda.

Berikut adalah perbedaan antara DoS dan DDoS:

Jumlah perangkat yang terlibat

Pada DoS, hanya satu sistem yang digunakan untuk menyerang sistem korban, sedangkan pada DDoS, banyak perangkat atau komputer yang terhubung ke internet digunakan untuk menyerang sistem korban.

Kecepatan serangan

Serangan DDoS lebih cepat daripada serangan DoS. Ini karena dalam DDoS, banyak perangkat yang menyerang pada saat yang sama.

Sumber serangan

Dalam serangan DoS, sumber serangan biasanya berasal dari satu lokasi, sementara dalam serangan DDoS, sumber serangan berasal dari berbagai lokasi.

Tingkat kesulitan untuk diblokir

Serangan DoS dapat diblokir dengan mudah karena hanya satu sistem yang digunakan. Namun, serangan DDoS lebih sulit untuk diblokir karena banyak perangkat yang digunakan dan menyerang dari berbagai lokasi.

Jenis serangan

Serangan DoS terdiri dari jenis-jenis seperti Serangan buffer overflow, Ping of Death atau banjir ICMP, Serangan Teardrop, dan Serangan Banjir. Sedangkan serangan DDoS terdiri dari Serangan Volumetrik, Serangan Fragmentasi, Serangan Lapisan Aplikasi, dan Serangan Protokol.

Tingkat pelacakan

Serangan DoS lebih mudah dilacak daripada serangan DDoS. Ini karena sumber serangan pada serangan DoS biasanya hanya satu lokasi, sedangkan pada serangan DDoS, sumber serangan berasal dari berbagai lokasi yang berbeda.

Dalam melindungi diri dari serangan DoS atau DDoS, penting untuk mengambil tindakan cepat, mengkonfigurasi firewall dan router, dan mempertimbangkan kecerdasan buatan. Selain itu, pastikan perangkat Internet of Things (IoT) Anda terlindungi dengan menggunakan perangkat lunak keamanan yang tepercaya dan selalu memperbarui perangkat lunak keamanan dengan tambalan terbaru.

One comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *